Puisi kritik sosial pemerintah tentang kebijakan di masa pandemi
Puisi kritik sosial pemerintah tentang kebijakan di masa pandemi adalah rangkain kata kata puisi prihal kebijakan pemimpin dan kata kata puisi kritik penguasa menjelaskan tentang kehidupan saat ini.
Bagaimana kata kata kecaman dan penilaian masyarakt dalam bait puisi kritikan pemimpin yang dipublikasikan berkas puisi, apakah bercerita seperti puisi kritik pemerintah desa ataukah bercerita seperti puisi kritik sosial kehidupan saat ini.
Untuk lebih jelasnya puisi kritik sosial pemerintah tentang kebijakan di masa pandemi disimak saja puisi kritikan pemimpin dalam bait puisi berjudul kembali dijajah, berikut ini.
KEMBALI DIJAJAH oleh : Jeff ana baba
1//
Empat puluh lima
Kita telah lama merdeka
Merdeka, dengan kata bebas
Bebas dari belenggu berdarah-darah
Berdarah-darah
yang adalah pemberontakan,
Pemberontakan untuk Tersenyum lebar menghapus luka-luka
Kita
Ingin bebas
secara terang-terangan
Hingga
pada Jumat yang gagah
Sakral proklamasi berkumandang
Menjiwai wajah-wajah yang kusam
Bergetar
para dada-dada perjuangan
Tangisan syukur
Menjiwai hati dengan sujud-sujud
Pasrah
Lalu
Mengibarkan sang saka
Yang disulam dengan Penuh rasa bangga
Melambai berkibar mesrah pada tiang tertinggi persada
2//
Tujuh puluh lima
Kembali yang nampak
Tak temu merdeka dalam beliung kebijakan
Kembali dijajah yang bukan
Dari bangsa Belanda dan jepang
Kita Dijajah
oleh bangsa kita sendiri
dengan dongeng-dongeng peraturan
3//
Pandemi
yang bermuara pada waktu
Menyulam kisah teragis terdengar berjatuhan manusia bagai peluru
Media miris menyampaikan berita
Hingga kita ketakutan sampai bingung kepada siapa kita mengadu
Buru kehilangan pekerjaan
Namun tak sedikit kado yang di jalankan sebagai bekal untuk kehidupan
Sekolah ditutup
Memaksa media mencerdaskan
Apa yang terjadi pada pelosok bilik negeri
jika masih bingung menjiwai digital yang membingungkan
Ah...
Pandemi ini melata misteri
Yang kaya semakin kaya
Dan yang miskin menjilat tanah hingga tak berdaya lalu mati
Membingungkan
Rumah ibadah ditutup
Namun pasar dan mol Bebas berbagi Rupiah pada waktu yang normal
Sebenarnya
Kebingungan macam apa yang dipelihara
Oleh istanah
4//
Tak sadar
kita kembali dijajah
Yang bukan dari bangsa asing
Melainkan bangsa sendiri
Buka mata dan telinga kita
Mari kita melihat dan mendengar
Jikalau memang kebijakan tak sepemahan dengan kehidupan
Mari
kita mengguncang jalanan
Mari kita kibarkan bendera-bendera keberanian
Bersemboyan demokrasi
kita tuntaskan kebijakan ini
Agar kita tidak dijajah dan tidak diperbudak oleh
Bangsa sendiri
Salam
13/07/21