Puisi Cinta dalam Doa - Oleh Nur Aisyah
Puisi cinta dalam doa adalah rangkaian kata puitis cinta dalam bentuk doa untuk ayah yang telah tiada dan kata-kata indah dalam bentuk doa untuk ibu tercinta menjelaskan prihal pemintaan maaf buat kedua orang tua di hari idul adha.
Bagaimana cerita puisi islami tentang cinta dalam doa kepada kedua orang tua dihari lebaran idul adha, apakah bercerita seperti puisi keindahan cinta atau berkisah seperti puisi mencintai dalam doa.
Untuk lebih jelasnya puisi cinta dalam doa disimak saja bait bait puisi islami untuk idul adha dibawah ini.
Puisi Cinta dalam Doa Oleh: Nur Aisyah Ummu Raziq
Senandung takbir di Idul Adha, aku tersudut dalam lamunan.
Ada khayal tentangnya, terpana menatap hampa karena harap, mungkinkah kita akan bertemu lagi?
Ada masa yang tidak terlupakan, ada cerita yang tidak terhapuskan.
Aku yang selalu belajar mengolah hati agar tidak terperangkap dalam rindu semu.
Kau, begitu lama tidak menyapaku dalam mimpi. Tanpa terasa ada tetesan bening di ujung netra, hangat dan membuat sekat yang tidak bisa untuk kuucapkan. Betapa rindu ini sering hadir tiba-tiba.
Tak ada yang mampu kuucapkan, hanya lirih doa semoga Allah mengampuni dosamu dan menerima segala amalmu.
Ada harap yang sulit untuk kusampaikan, karena aku sadar tidak pantas berharap terlalu besar, begitu banyak dosa dan maksiatku untuk bersamamu dalam surgaNya.
Ayah, aku selalu mencintaimu dalam balutan doa, penjagaanmu kepada kami tiada tara, tak pernah ada kata kecewa, kau wujudkan apa yang kami pinta.
Ayah, ada seorang perempuan tua yang dulu telah korbankan segala harinya untuk mendampingimu. Kini masih tetap bercerita tentangmu, di sini aku jadi mengerti, betapa mahalnya sebuah cinta yang tidak luntur karena waktu.
Di sini, aku semakin sedih, karena tidak bisa mengambil pelajaran dari betapa sucinya cinta yang kalian miliki.
Lubuk Sikaping, 200721