Puisi kritikan untuk pemimpin | Tuding menuding
Puisi tuding menuding adalah cerita puisi kritikan untuk pemimpin atau puisi kritik pemimpin yang berisikata kata sindirian dalam bentuk bait puisi kritikan untuk pemerintah atau pemimpin.
Bagaiama kata kata sindiran dalam bait kritikan buat pemimpin yang dipublikasikan berkas puisi apakah bercerita seperti puisi kritik sosial terkenal atau puisi kritikan pemimpin yang didal adil.
Untuk lebih jelasnya puisi kritikan untuk pemimpin disimak saja puisi berjudul tuding menuding berikut ini
TUDING MENUDINGOleh: Panji Bhuana
Tak perlu tuding menuding,
Nanti isi otak menjadi sinting,
Seperti kerbau bunting,
Tak sadarkah tanah ini sedang genting,
Selaksa jiwa tiada bergeming,
Terjebak dilema membuat pusing,
Di sana miring di sini miring,
Badai prahara membuat bahtera terombang-ambing,
Terlalu banyak persoalan membuat gering,
Tak pernah terlintas mana yang lebih penting,
Jerit lolong jelata melengking,
Membahana parau terdengar nyaring,
Akibatnya banyak orang berbibir sumbing,
Berceloteh garang setajam gunting,
Tikam menikam selaksa banting,
Sudah keok duluan sebelum bertanding,
Hai kalian yang bersembunyi di balik dinding,
Terasa berat benar kakimu di bebani gemerincing,
Sementara banyak jiwa terkapar dalam terik menggelinding,
Terjerat waktu tak sempat bersaing,
Terdengar kepiluan nestapa di kuping,
Memekakan gendang telinga bising berdenging,
Tiada cinta nan indah di sanding,
Begitu pula kerinduan laksana ranting kering,