(Puisi) Kisah Seorang Anak Penjual Tisu
Berikut ini adalah kisah anak-anak penjual tisu dalam puisi kisah seorang anak penjual tisu, bagaimana cerita puisi sosial yang dipublikasikan berkas puisi.
Apakah bercerita seperti kisah seorang anak yang tak dianggap atau bercerita seperti puisi kisah seorang anak yang merindukan ayah ibunya.
Untuk lebih jelasnya puisi yang mencerita tentang kisaha seorang anak penjual tisu disimak saja bait-bait puisinya dibawah ini.
KISAH SEORANG ANAK PENJUAL TISUOleh: Boedi R Budiman
Setiap sore, di persimpangan jalan
Kulihat seorang anak
Kadang termenung di emperan
Kadang ia berbicara sendiri
Slalu menatap langit
Setiap sore, dalam rahasia
Ia simpan kisahnya
Dalam tumpukan surat khabar
Kadang berceceran di tong sampah
Di rapuhnya sekotak tisu
Entah apa yang berjibaku
Dalam ruang angannya
Katanya, setiap hari selalu begitu
Bila malam tiba
Ia akan terus menghitung bintang
Berharap cepat mata terpejam
Memangkas malam panjang
Segera cepat berlalu
Berharap hari lekas mengganti cerita
Esok berharap lebih menantang
Lebih baik, melepas pilu yang menguras air mata
Memahat lelah menitipkan tubuh yang selalu terjaga
Tidak sore ini ....
Dia menghadiahiku senyuman
Tangannya melambai,
Mengundangku duduk di sebelahnya
Memintaku menjadi pendengar
Melepaskan penat egonya,
Katanya; "maukah mendengar kisahku?"
Ku anggukan kepala
Ia pun mulai berceloteh;
Sampai matahari terbenam
Sekotak tisu juga surat khabar
Tak terjual di terminal
Terjegal di pelataran trotoar mall
Menyerah di lampu merah
Sebentar ku berikan sebungkus roti
Mengambil jeda kisah miliknya
Kulihat senyum menahan deras kesedihan
Di potongnya roti untuk menahan lapar
Secangkir teh hangat katanya cukup melepas dahaga
Begitu cepat waktu mengukir malam
Di ujung cerita dia bertanya ringan
Melihat tingkahku yang terbawa arus
"Mengapa harus menangis mendengar kisahku? Perutku baru saja kenyang
Rasa hausku sudah mulai berkurang
Entah di luar sana?"
Kulihat jelas, ada binar di wajahnya
Terasa kental aroma kebebasan
Tanpa ragu, dia sodorkan sekotak tisu
Berkata lirih; "terimalah, hari ini aku tak menjualnya, aku berikan gratis. Terima kasih telah menjadi teman malamku."
rbm-Garut, 28/02/2021