Puisi Jejak Pemulung
Puisi jejak pemulung adalah rangkaian kata-kata puisi tentang pemulung dan cerita puisi kehidupan seorang pemulung dirangkai dengan cerita puisi kritik sosial kehidupan menjelaskan hidup dan kehidupan pemulung.
Bagaiman cerita puisi tentang jejak pemulung yang diterbitkan berkas puisi, apakah bercerita seperti puisi jejak pemulung kerja atau puisi sahabatku seorang pemulung
Untuk lebih jelasnya puisi tentang pemulung disimak saja puisi berjudul jejak pemulung dalam bentuk puisi prosa dibawah ini.
JEJAK PEMULUNGOleh: Panji Bhuana
Tubuh kotor dekil dan berdebu, berjalan tertatih menembus lorong waktu, sepanggul karung berada di pundakmu, mengais kehidupan tiada jemu
Kemiskinan membuat jiwa sekeras batu, tegar di terpa badai dan prahara menderu, jiwa nan baja laksana karang terumbu, tajam dan tabah sekokoh tugu
Terik mentari mengajarkan makna kehidupan, hujan badai di terabas demi sesuap kelaparan, hidup yang tergadai tanpa sempat mengenyam pendidikan, siapakah yang peduli atas nama kemanusiaan?
Apakah ia melihat masa depan, apakah ia tahu selaksa pertikaian, apakah mengerti betapa dahsyatnya yang ia perjuangkan, hanya iba menjeritkan kepiluan
Kursi-kursi yang panas mendidihkan kebringasan, atas nama ambisi, arogan dan kerakusan, melupa amanah jejak kemakmuran, selaksa sendi-sendi lepas dari aturan
Miris dan sangat miris rasa teriris, hidup antagonis, hilang harmonis, rasa percaya menjadi pesimis, atas tingkah kaum borjuis, bertindak anarkis, snobis, sadis, bengis, dan tanpa kompromis, membuat kehidupan kian kembang kempis
Lihat saja bila nanti hidup sudah sampai garis, ketimpangan akan menjerit histeris, selaksa kebusukan akan terkikis habis, gemah ripah loh jinawi bumi agraris
Bekasi, 21 Juli 2020