[Puisi] Sepasang Petani Sayap Senja
Sepasang petani sayap senja adalah puisi tentang petani dirangkai dengan kata kata puisi kehidupan dalam bait bait puisi prosa menceritakan tentang perjuangan sepasang petani desa.
Bagaiman cerita puisi sang petani dalam bait puisi prosa yang diterbitkan bekaspuisi, apakah berkisah seperti puisi petani dan sebatang padi atau tentang puisi derita petani.
Untuk lebih jelasnya disimak saja puisi berjudul sepasang petani sayap senja dibawah ini.
SEPASANG PETANI SAYAP SENJA Oleh: Briyan
Di ujung timur, terpanjat doa melangkah gagah nan anggun, secepat cahya mentari, sepasang petani itu. Mencoba bermimpi dalam angan, berharap akan ada cahya dalam kehidupan.
Titik titik benih mulai di garap, dari ujung timur sampai ujung barat, lahan. Letih, biasa diabaikan. Terik mentari bukan lagi halangan. Tetesan keringat tak lagi dirasa, beribu ribu - berjuta juta, hanya cukup menatap senja, tenggelam dalam angan. Bermimpi dalam lenyapnya malam.
Satu diantara seribu benih, satu diantara seribu doa, panen melimpah, padi yang segar dan hidup sejahtera.
Lahan penuh lumpur dan tanah, hijau sejuk mata memandang, indah burung berkicau, langit berseri dan surya tersenyum.
Lama, semakin lama di tunggu. Padi mulai mematang siap segera di panen.
Celurit, mereka genggam. Penuh semangat berkobar didada. Melanda jiwa hatipun tak kuasa, membelah stiap padi. Sepasang petani, dari ujung surya terbit sampai ke ujung senja tenggelam. Bersatu, membanting tulang sampai padi terlepas dari tangkainya.
Senyap tenggelam dalam angan, terbanting. Jatuh tak dapat bangkit, patah, lumpuh, hati tak kuasa jiwa pun melayang, lubang tutup lubang. Ganas, semua lenyap dalam sakit. Senyap impian, luka membentur, jiwa hanyut terbawa angan.
Tega, tak manusiawi. Padi di genggam kini terbuang, asa. Makanpun susah, padi lenyap dalam lubang yang gelap