Puisi Mengharukan | Kado Untuk Bapak
Berikut ini adalah puisi mengharukan untuk ayah dengan judul puisi kado untuk bapak, bagaimana cerita puisi buat ayah dalam bait puisi tentang kado untuk bapak.
Apakah bercerita seperti puisi untuk ayah yang tak pernah bertemu atau puisi pengorbanan ayah, untuk lebih jelasnya cerita puisi untuk seorang ayah disimak saja puisi berjudul kado untuk bapak dibawah ini.
KADO UNTUK BAPAK Oleh: Drew Andini
Adzan berkumandang,
namun tak mampu menepis cemas.
Ini hari ketujuh dia pulang terlambat.
Aku berdiri di depan pintu,
menunggu kepulangan.
Dia satu-satunya jejak lawas,
seseorang bagian dari hati.
Pendiam namun sedikit bengal.
Nasehatku berulang,
tetapi tak pernah didengar.
Dia ditinggal ibunya dalam lahat,
sesaat setelah melahirkannya,
Tepat saat hujan deras,
dan petir begitu menggelegar,
seperti saat ini.
Ku sedikit mengabaikannya,
Terlalu sibuk di sawah .
Karena padi kian merunduk,
hamparkan keemasan ,
Bulir-bulir bernasnya menghidupi.
Hujan tak kunjung reda.
Dia belum pulang,
Dingin mulai menjalari tubuhku yang kian renta.
Setengah berlari,
sekelebat bayangan terlihat dalam kuyub.
Gigiku gemeretak menahan amarah,
5 jari melayang.
Tinggalkan merah yang nyata,
Sesengggukan,
dikeluarkannya sesuatu dari balik kaos.
"Selamat Ulang tahun Bapak !"
Hatiku jatuh.
Betapa tidak?
Bungkusan itu selembar sarung !
Katanya, " Aku ingin kita jamaah,
seperti yang pernah kita lakukan dulu.."
Kusembunyikan wajahku dengan dua tangan.
Airmata tak terbendung.
Terbata-bata...
Katanya," Maafkan aku Bapak,
Aku tak pernah ingin membuatmu cemas.
Aku bekerja mengambil telur di peternakan abah Husen,
agar bisa membeli sarung untukmu.."
Kupeluk dia, kuciumi dia.
"Ya Allah ya Rahim !"
Sungguh takkan kumaafkan diriku.
©Drew Andini, 07.01 am, 28012021
Mojokerto, Jawa Timur.