Puisi Prosa | Mengejar Matahari
Berikut ini adalah puisi prosa dengan judul puisi mengejar matahari. Bagaimana cerita puisi dalam bentuk prosa yang dipublikasikan blog berkas puisi kali ini.
Apakah berkisah seperti puisi tentang matahari 4 bait atau musikalisasi puisi mengejar matahari, Untuk lebih jelas tentang puisi prosa berjudul mengejar matahari, disimak saja puisinya dibawah ini.
MENGEJAR MATAHARIKarya: Chendanabiru
Sudah terlambat, ia tenggelam bersama kenangan di ujung langit merah semalam, meski hari ini ia kembali datang, suasananya tak lagi sama, sangat beda, hingga rindu menerjah dada ingin pulang pada senja yang hilang dalam matamu yang separuh bulan, sebelum pejam.
Aku mengerti tentang jalan, walau tak lagi bisa kumaknai dengan hujan, setelah Februari tergesa-gesa menulis perpisahan, aku memasang lampu-lampu di langit, menggantikan matahariku yang enggan, memeluk tangkai malam dengan sekuntum mimpi yang luruh di birai mata, menjadi tangisan.
Malam terlalu panjang, aku masih mencari matahari yang dicuri Tuhan, di helaian haribulan atau tanggal yang masih bergerimis di angka-angka usia, sepanjang bilangan rambutku yang mulai putih oleh bicara-bicara malaikat di jendela.
Kamukah matahari atau aku? Kita saling mengejar rindu di sebahagian senja kelmarin dulu dan membubuh ingatan di kepala waktu, membancuh warna di gelas puisi, cuba menumpahkan pelangi, namun matahari tetaplah matahari yang lupa kuberikan hati.
Perjalanan belum selesai, walau kita sudah sampai, aku benci untuk mengerti satu hal;
"Sehingga cinta menemukan kita lagi, meski bukan untuk saling memiliki."
02032020, Setapak, Kuala Lumpur