Puisi Sepasang Kekasih [perempuan di atas batu]
Berikut ini adalah puisi panjang dengan tema puisi sepasang kekasih yang berjudul puisi perempuan di atas batu. Bagaimana kata kata kekasih dalam bait puisi buat kekasih yang dipublikasikan blog berkas puisi.
Untuk lebih jelasnya cerita puisi tentang sepasang kekasih atau puisi kekasih, disimak saja puisi kekasih dibawah ini berjudul perempuan diatas batu.
PEREMPUAN DI ATAS BATUOleh: RISZALBOY
Sepasang kekasih yang bahagia membuat sebuah brownies,
satu bintang gugur di rerumputan
Ketika bergandengan, mereka melemparkan sepasang bebayang yang mengalir bersama;
ketika bermesraan, mereka meninggalkan satu surya yang suwung di ranjangnya.
Dari segala ungkapan perasaan yang mungkin, mereka memilih hari itu;
mereka mencumbunya, bukan dengan tali tapi dengan satu aroma.
Mereka tidak merobek janji mula, tidak pula meremukkan kata-kata
kebahagiaan mereka adalah lautan biru yang tembus pandang
Gemercik air terjun dan anggur hijau menemani sepasang kekasih yang bahagia itu.
Malam memberi kesenangan dengan kelopak-kelopaknya yang riang.
Mereka punya harum atas semua bunga anyelir.
Sepasang kekasih yang bahagia, tanpa suatu akhir, tanpa merasakan kematian,
mereka lahir, mereka mati, berkali-kali selagi mereka hidup:
mereka memiliki kekekalan hidup yang alamiah.
Aku pikir aku sedang bernafas sesak sekarat, aku rasakan hawa dingin mendekat
dan tahu bahwa dari seluruh hidupku cuma kau yang kutinggalkan:
siang dan malamku yang fana adalah bibirmu,
Bening kulitmu adalah singgasana yang didirikan oleh ciuman-ciumanku.
Pada saat itu teknologi berhenti,
juga persahabatan, kekayaan menumpuk dengan gelisah,
rumah transparan yang kau dan aku bangun:
segala sesuatu berguguran, kecuali matamu.
Sebab sementara dunia mengusik kita, cinta hanyalah
gelombang yang lebih tinggi ketimbang gelombang-gelombang lainnya:
tapi oh, kala maut datang mengetuk pintu gerbang,
di sana hanya tatapanmu yang melawan begitu banyak kekosongan,
hanya pesonamu yang melawan kepunahan,
hanya cintamu yang mengusir bebayang
Aku tak mendambakanmu seakan kau mawar-bergaram, atau manikam
atau panah bunga-bunga anyelir yang diluncurkan nyala api
Aku mencintaimu bak benda-benda gelap tertentu yang dicintai
dalam rahasia, di antara bebayang dan jiwa.
Aku mencintaimu bagaikan tanaman-tanaman yang tak pernah berbunga
namun membawa lentera dari bunga-bunga tersembunyi dalam dirinya;
Bersyukur pada cintamu atas harumnya yang penuh
yang bangkit dari bumi, mukim dalam gelap di tubuhku
Aku mencintaimu tanpa tahu bagaimana, atau kapan, atau dari mana
Aku mencintaimu dengan lugas, tanpa banyak soal atau rasa bangga;
begitulah aku mencintaimu sebab aku tak tahu jalan lain
selain itu: di mana aku tak ada, kau juga tak ada
begitu dekat sehingga tanganmu yang di dadaku tak lain tanganku,
begitu dekat sehingga ketika aku tidur seolah matamulah yang terpejam.
Engkau datang dari kemiskinan, dari rumah-rumah ibukota yang sederhana
dari lanskap-lanskap yang dingin dan berlindu
yang menawarkan pada kita – setelah dewa-dewa itu terjungkal
ke dalam kematian – hikmah hidup, yang terbentuk di lempung
Kau adalah angsa dari lempung hitam, sebuah ciuman
dari lumpur gelap, Kekasihku, sekuntum popy lempung,
merpati senja yang terbang sepanjang jejalan,
tabungan airmata dari masa kecil kita yang melarat
Daraku, jantung kemiskinan telah ada dalam dirimu
kakimu terbiasa mengasah batu-batu
mulutmu tak selalu punya lauk, atau cemilan
Kau datang dari pusat kota yang miskin, di mana jiwaku bermula
di ketinggian langit itu kumelihatmu masih mencuci pakaian
Dan angin menggoyangkan rambutmu
Aku terpana
Karena itulah aku memilihmu
Jarak merangkumi kita bagai gerimis
waktu tak berkesudahan dan sedih
bulu garam menyentuh parasmu
tetesannya merusak bajuku
Waktu tak membedakan antara tanganku
dan sekerumun jeruk dalam dirimu
dengan butiran embun dan kekisah ceria yang meluruh
dalam hidupmu, yang juga hidupku
Debarku, yang kuberikan padamu, terisi
dengan tahun-tahun bak sekelompok bunga yang mengembang
Anggur-anggur akan kembali ke bumi
Dan bahkan waktu turun di sana
terus-menerus, menunggu, menghujan
ke atas debu, berhasrat menghapuskan bahkan ketakhadiran
Kau mesti tahu bahwa aku tak mencintaimu dan bahwa aku mencintaimu
sebab segala sesuatu yang hidup mempunyai dua sisi
sepatah kata adalah satu sayap dari keheningan
api mempunyai separuh dingin
Aku mencintaimu untuk mulai mencintaimu
untuk memulai ketakterbatasan kembali
dan tak pernah berhenti mencintaimu:
sebab itulah mengapa aku