Puisi Haibun | Jejak Gerimis
Berikut ini adalah puisi haibun dengan judul puisi jejak gerimis, bagaimana cerita puisi gerimis dalam puisi haibun yang dipublikasikan blog puisi.
Untuk lebih jelasnya kata kata puisi tentang gerimis disimak saja berikut ini puisi jejak gerimis.
Jejak Gerimis Oleh: Andika
Rintik menghunjam di bumi malam. Mengundang sepi, senyap tanpa suara-suara jejak. Berisik titik air jatuh di atap bilik, menggugah resah nan sejenak terbelenggu jerat lelap. Daun-daun tertawan dalam basah bersimbah, ranting bergetar terayun menggigil dingin.
Hembusan angin menyibak lipatan tirai. Mengintip keberadaanku, tergugu lamunan; bisu. Selayar kaca gambarkan kesendirian. Memantul segurat garis, tentang batas jarak rindu terspasi lintasan waktu. Pekat di luar menghitam, berkas purnama seakan berarang.
Merasuk jejalan angan tentang kembalinya masa indah dahulu. Rona wajah di sebingkai lukisan pudar tertimbun debu. Retak kerangka kayu termakan usia waktu.
Mimpi-mimpi saling berkunjung. Tawarkan rinai kisah bercawan ilusi, tersaji dari jemari lengan-lengan penuh sesal. Tak ubahnya musim lakoni skenario hujan dalam lembar naskah takdir usai kemarau. Retak lalu merekat, tunas batang meriap. Pagi datang merayu hijau.
Gerimis turun
Sepi sepanjang malam
Pagi menghijau
Malay; 05012018
Demikianlah tentang Puisi Haibun dengan judul puisi Jejak Gerimis, baca juga puisi sedih dan puisi hujan atau puisi puisi cinta yang telah diterbitkan berkaspuisi.com sebelumnya
Semoga Puisi Haibun | Jejak Gerimis dapat menghibur dan menginspirasi untuk menulis puisi berformat puisi haibun.