Skip to main content

    (Puisi) Luka Dan Sepi Jangan Pernah Kembali

    Puisi luka dan sepi dan puisi jangan pernah kembali, bagaimana kata kata luka hati dan kata tentang kesepian dalam bait bait puisi luka dan sepi dipublikasikan berkas puisi kali ini.

    Untuk lebih jelasnya cerita puisi luka dan kata kesepian dalam bait puisi sedih disimak saja berikut ini puisi luka dan sepi serta puisi jangan kembali.


    PUISI LUKA DAN SEPIKUOleh: Lembayung Senja

    Semua terasa begitu menghimpit
    Laksana sebongkah karang
    Mengganjal jalan nafasku pepat
    Kucoba untuk tak bergeming

    Aku telah teramat lelah
    Haruskah aku menyerah
    Setelah teramat lama melawan duka
    Tapi untuk berhentipun aku tak jua bisa

    Hati menangis dalam ketakberdayaan
    Kemana ku luahkan kepedihan
    Hanya tergugu memeluk luka sendiri
    Bersama sepi yang merajai hati

    #061018


    PUISI JANGAN PERNAH KEMBALIOleh: Enny

    Aku pahami kini makna sepi.
    Kupeluk eraterat dia hingga hangatnya mengalir bersama selsel darah diuraturat nadiku.

    Aku mencoba berdamai dengan nyata.
    Kuciumi setiap luka dan perih yang dihadirkannya.
    Dan kini aku begitu mencintaimu sepi.

    Ada ketenangan mendekati nyaman.
    Kala kuberpasrah dan berserah pada takdir tuhan.

    Kuharap kau tak lagi hadir di ruang hatiku.
    Kuharap kau tak pernah lagi mengetuk memohon kubukakan pintu hati untukmu lagi.

    Kita pernah begitu hangat, hingga lupa memadamkan cemburu.
    Dan akhirnya semua berubah menjadi abu.
    Jelaga yang tersisa tak ingin kubiarkan menghitamkan kehidupan.

    Ya,
    Pesan ini untukmu, untukmu yang kunamakan lelaki.


    Demikianlah puisi luka dan sepi dan puisi jangan pernah kembali baca juga puisi kesedihan hidup atau puisi kesedihan jiwa yang telah dipublikasikan berkaspuisi.com sebelumnya.

    Semoga puisi luka dan sepi dan puisi jangan pernah kembali dapat menghibur dan menginspirasi untuk menulis puisi perjalanan hidup yang menyedihkan atau puisi kesedihan dalam kesendirian.

    Rekomendasi Puisi Untuk Anda:

    Buka Komentar