[Puisi Bencana Alam Sedih] Duka Dan Luka Untuk Palu Dan Donggala
Puisi bencana alam sedih atau puisi tentang bencana yang sedih dengan judul puisi duka dan luka untuk Palu dan Donggala,
bagaimana kata kata sedih bencana alam gempa dalam bait puisi untuk bencana alam gempa bumi di palu dan donggala,
untuk lebih jelasnya disimak saja berikut ini puisi sedih untuk korban bencana alam gempa bumi palu.
Palu dan Donggala (Duka dan Luka Kita)Oleh: Soetan Radjo Pamoentjak
Baru saja burung-burung camar pulang ke gunung
Seiring senja yang merebut petang
Malam pun akan bertandang
Bumi Sulawesi, damai dan tenang
Tiba-tiba bergoyang
Palu dan Donggala digoncang gempa
Ketakutan dan kepanikan tumpah di waktu senja
Tsunami datang menambah bencana
Jalan terbelah, jembatan patah
Tanah rengkah, tembok-tembok pecah
Wajah yang merona merah, berubah seketika
Pucat dan buram seperti bulan di genangan rawa
Lidah yang lancar menarikan kata
Kehilangan pesona, diam, terpaku di batin doa
Lutut yang kekar seakan tidak sanggup menahan berat badan
Jangankan untuk berlari, mencari tempat bersembunyi
Sepasang kaki seakan dipasung bumi
Saat dalam ketakutan dan kepanikan
Tidak berguna golongan dan kekuatan
Tidak bermakna kekuasaan dan jabatan
Kekayaan dan keelokan rupa tidak memberi manfaat apa-apa
Jangan berkata, apa guna Agama
Jangan bertanya, di mana Allah Yang Maha Kuasa
Ini cobaan bagi yang ber-Iman
Ini peringatan bagi yang lupa
Ini teguran bagi yang aniaya
Duka Palu dan Donggala
Duka bangsa negara kesatuan republik Indonesia
Luka dan air mata kita semua
Luka dan duka umat ber-Agama
Luka dan duka hamba Allah Yang Maha Esa
Duka dan luka kita
Kita yang punya rasa sebagai manusia
Yang pernah merasakan, yang merasa
Bukittinggi 29 September 2018
Demikianlah Puisi bencana alam sedih baca juga puisi bencana alam tsunami atau puisi bencana untuk negeriku yang telah diterbitkan berkaspuisi.com sebelumnya
Semoga puisi sedih tentang bencana alam dapat menghibur dan menginspirasi untuk menulis puisi tentang bencana alam gunung meletus dan puisi puisi tentang alam dalam bencana