Skip to main content

    Puisi Alam | Senandung Gembala

    Puisi alam atau puisi tentang alam dengan judul puisi senandung gembala, bagaimana kata kata alam atau kata tentang alam dalam bait-bait puisi gembala yang dipublikasikan berkas puisi.

    Untuk lebih jelasnya puisi tentang alam disimak saja berikut ini deretan bait bait puisi senandung gembala.


    PUISI SENANDUNG GEMBALAOleh:Khumairah Wijaya

    Akukah bumi basah itu,Tuan. Kala kelakar hujan adalah gersang dekapmu, memangku ketiadaan tumbuhnya rumput, pun hilangnya perdu dan belantara, remahan reretak sawah kini merahim dalam busung perut, memamahkan gundah dari pori-pori kulit, yang terjangkit wabah demam tinggi, karena tangis...tak jua mengaliri pematang kecilku.

    Akulah bumi basah itu, Tuan. Membajak kerontangnya ladang, pun mendayung di surutnya pantai. Bermandi lumpur mengaisi seisi kali, menanak kuning padi dari unggunnya bara bumi, tak payah tanganku bersusah, menangkapi gelepar ikan yang kehausan, pun tak sulit mataku membidik di sekawan rusa kelaparan, yang bermimpi bermain di hijaunya hutan yang asri.

    Tuan, tak juakah pesan rindu tersampaikan, saat anak-anak menghantar kidung di jeritan malam, meminum dan bermandi dari menyaring peluh debu, mencari seteguk tetesan sejuk EmbunMu, yang tertitip dikuncup gerigi daun pagi, atau mungkin mengendap dikeringnya akar.

    Akulah bumi basahmu...Tuan, menggiring kaki-kaki mungil bertelʌnjang dada menabuh irama, menari bak sang sufi berpujangga jiwa, menghantarkan sesaji kesucian cinta, menggiring gemuruh hujanmu ke liang do'a, berharap hujan kan bertandang tiba.

    Faa Barenstein
    Cadar Jiwa__270918


    Demikianlah puisi alam berjudul puisi senandung gembala baca juga puisi anak gembala atau makna puisi gembala yang telah dipublikasikan berkaspuisi.com sebelumnya.

    Semoga puisi senandung gembala dapat menghibur dan menginspirasi untuk menulis puisi senandung hati atau puisi cerita cinta singkat.

    Rekomendasi Puisi Untuk Anda:

    Buka Komentar