Puisi Senja Di Kota Ukir
Puisi Senja Di Kota Ukir. Senja merupakan bagian dari waktu yang sering kita lalui, yang terkadang dilalui sebagai senja romantis ketika sedang berdua dengan pujaan hati, dan kadang di lalui sebagai senja sedih dikala memiliki permasalahan yang membuat hati bersedih.
Sehingga perasaan tak menentu membuat galau menikmati senja. Namun itulah perasaan, yang terkadang membawa ke hal hal yang tak diinginkan.
Dan mengenai tentang senja di kota ukir, dari kalimat ini mengisyarakan tentang kota ukir jepara, jadi puisi senja ditulis di jepara, dan menceritakan kisah atau cerita senja yang dialami dan dirasakan oleh penulis puisi tersebut,
Bagaimana cerita senja dan kata kata senja dalam puisinya ini, untuk lebih jelasnya silahkan disimak saja dibawah ini, agar tahu maksud dan makna dari kalimat senja di kota ukir, berikut ini puisinya.
PUISI SENJA DI KOTA UKIROleh: Nang Putra Dhanu
Berlalu-lalang padatnya lalu lintas senja menemani matahari yang mulai terbenam
Aku termangu, gelisah, lubuk hati yang bimbang, takut akan kau tak kunjung datang
Tetapi angin membawa kabar indah, saat kau mendekat, dan dering telepon genggamku berbunyi
Kulihat kau pertama kalinya, kusapa kau dan kita mencari tempat untuk mengukir momentum yang pertama kalinya
Kau ajak aku ke suatu tempat
Dan tempat itu
Sebuah kedai yang berlampu remang
Suasana senja yang sempurna
Berukiran indah luar dalam, hingga lubuk hati terukir dengan rapi
Sajian-sajian menu tersuguhkan ikut serta dalam kesaksian
Kulihat kau, kau melihatku,
Tersipu malu dan aku merasakan sesuatu yang telah lama sirna diterpa ombak samudera waktu
Urat saraf yang bergetar seakan berharap janganlah lekas kita berpisah lagi
Aku yang akan merindumu setelah itu
Sesuap nasi, berulang tiga kali, aku merasa itu sebuah simbol asmaramu
Aku yang tak kuasa melihatmu, takut akan aku membuatmu tersiksa
Hanya perhatian dan kasih sayang yang mampu aku utarakan
Aku tak mampu membalas kasih dan sayangmu dengan sempurna
Senja berjalan, disambut malam
Malam yang penuh bayangan kunang-kunang berisyaratkan bahwa kau dan aku akan melayang dalam kerinduan
Jarum jam menjemput kita masing-masing, sukmamu dan sukmaku tak mampu mengelaknya
Pandangan ini seakan kosong, tak percaya, sesingkat inikah? Aku yang mengucap walau sang waktu tak terima
Aku melihatmu yang sendiri, tak terima namun tak kuasa
Kulihat dan kulihat, semakin jauh, jauh dan jauh
Aku berusaha agar bayangan itu tak lekas menghilang
Berharap terus dan terus selalu ada, ada untuk selamanya.
Jepara, 17 April 2018
Demikianlah Puisi Senja Di Kota Ukir baca juga puisi untuk senja dan puisi menanti senja atau puisi fajar dan senja yang telah diterbitkan berkaspuisi.com sebelumnya
Semoga Puisi Senja Di Kota Ukir dapat menghibur dan menginspirasi untuk menulis puisi keindahan senja atau sajak pantai dan senja