Puisi Puncak Sunyi - Oleh Srie Astuty Asdi
PUNCAK SUNYI
Karya : Srie Astuty Asdi
Geming di pelataran mimpi berkarib angan angin dingin yang meritmis. Senyap lesap, lembayung berharap senja memeluk pendarnya sebelum malam menggelar tafsir cahaya bulan.
Ketika hening riuh jatuh di rintik musim gugur, kudekap kelopak sedap malam, meski lunglai di lembap kisah. Kurenggut kasih di sela hujan, tuturan daun luruh lepas dari tangkai.
Hikayat masih berlabuh sedu, kabut basah mengendap di batu lara. Sungguh, kelam teramat sayat. Bintang-bintang gamang berebut malam, menanti kerlip mengecup binarmu.
Puncak sunyi ... sungginglah senyum di peraduan pinta yang meredup. Kepakkan sayap waktu, maka ayat-ayat pilu sampai pada simpuh sejumput rindu berujung temu.
Makassar, 28 Februari 2018
Karya : Srie Astuty Asdi
Geming di pelataran mimpi berkarib angan angin dingin yang meritmis. Senyap lesap, lembayung berharap senja memeluk pendarnya sebelum malam menggelar tafsir cahaya bulan.
Ketika hening riuh jatuh di rintik musim gugur, kudekap kelopak sedap malam, meski lunglai di lembap kisah. Kurenggut kasih di sela hujan, tuturan daun luruh lepas dari tangkai.
Hikayat masih berlabuh sedu, kabut basah mengendap di batu lara. Sungguh, kelam teramat sayat. Bintang-bintang gamang berebut malam, menanti kerlip mengecup binarmu.
Puncak sunyi ... sungginglah senyum di peraduan pinta yang meredup. Kepakkan sayap waktu, maka ayat-ayat pilu sampai pada simpuh sejumput rindu berujung temu.
Makassar, 28 Februari 2018