Puisi Pulanglah - Oleh Samtriono
Puisi Pulanglah.
Karya : Samtriono.
03 Maret 2018.
Bingkai jendela kusam;
Dengan tirai lusuh;
Bordiran bunga memudar.
Dilihat tubuhmu menggeliat;
Keringat membasahi tubuhmu;
Ringkih tetap diperas dagingmu.
Buah harapan diseberang luntur;
Baranya mulai menyala;
Jiwa pemberontak berkobar.
Untuk melepaskan dahaga telah kering;
Tanah merahnya telah membatu;
Puing kejayaannya telah berdiri.
Jati dirinya telah tenggelam;
Yang nampak tanah tandus;
Kerangka tengkorak berserakan.
Dagingmu sedang terjepit;
Nafasmu akan dicandera;
Lumpur darah semakin pekat.
Pulanglah anakku;
Bunda Pertiwi menunggumu;
Disini adalah harapanmu.
Kini tanah air telah bangkit;
Jiwa pelayan pondasinya;
Pembangunan telah nampak.
Darah kelahiranmu merindukanmu;
Kepulanganmu buah harapannya;
Kini menunggu buah kata hatimu.
---oOo---
Karya : Samtriono.
03 Maret 2018.
Bingkai jendela kusam;
Dengan tirai lusuh;
Bordiran bunga memudar.
Dilihat tubuhmu menggeliat;
Keringat membasahi tubuhmu;
Ringkih tetap diperas dagingmu.
Buah harapan diseberang luntur;
Baranya mulai menyala;
Jiwa pemberontak berkobar.
Untuk melepaskan dahaga telah kering;
Tanah merahnya telah membatu;
Puing kejayaannya telah berdiri.
Jati dirinya telah tenggelam;
Yang nampak tanah tandus;
Kerangka tengkorak berserakan.
Dagingmu sedang terjepit;
Nafasmu akan dicandera;
Lumpur darah semakin pekat.
Pulanglah anakku;
Bunda Pertiwi menunggumu;
Disini adalah harapanmu.
Kini tanah air telah bangkit;
Jiwa pelayan pondasinya;
Pembangunan telah nampak.
Darah kelahiranmu merindukanmu;
Kepulanganmu buah harapannya;
Kini menunggu buah kata hatimu.
---oOo---