Skip to main content

    Puisi Terusung Tanda Kepulangan, Oleh Riur Areish

    PUISI TERUSUNG TANDU KEPULANGAN
    Oleh: Riur Areish

    Melafaz ucap wacana nʌfsu membahasa kelalaian
    Berserakan kata tanpa secuil pun hikmah tersulamkan
    Menyanggul kelalaian yang merindui bayang kematian
    Senandungkan kidung kehampaan tanpa arti berhamburan

    Menumbuhkan benih lalai menyampah ludahkan bias rona hati
    Papar lisan tiada mengharum aroma kasturi kebenaran nurani
    Membaitkan larik leka yang merimbun lebatnya buah rugi
    Merangkai karang kedustaan nan mengkarat kerak di sebalik denyut nadi

    Mengapa kita melupa adanya diri kodrat ayat penyata ...?
    Dalam hembus nafas memapah kalimah tanda semesta
    Buta, bisu nan tuli lenakan kita kerap larut mendirikan berhala puja
    Tanpa melihat gambaran alam berseloka menuai kasih rindu dan cinta

    Kelak tiada lagi nyanyian angin membisik irama kesyahduan
    Gema isak menyapu helai helai canda tawa kemanjaan
    Sendiri terusung tandu kepulangan mendiami kesunyian
    membawa kita pada coretan hitam putih hukum kebenaran

    Apa yang hendak di bangga...?
    Semua pasti kan menanggal puing yang perlahan sirna dalam kenangan
    Menyanggul berkas talar torehan perjalanan
    Serupa indah belas ampunan atau serupa pahit siksaan..?

    Oh..akankah diri kita menerima dera kemalangan...?
    Tersambut lecutan cemeti azab menyakitkan..!
    Sekarat mengeruh genangan sesal yang tak mampu di tangiskan

    Jakarta 16022018

    Rekomendasi Puisi Untuk Anda:

    Buka Komentar