Puisi Setangkup Masa - Oleh Satria Panji Elfalah
PUISI SETANGKUP MASA
Karya: Satria Panji Elfalah
Kota Tembʌkau
Fajar mengajakku bersajak
Langit mengajakku bersemadi
Bersama embun yang meniti
Lumbung emas hijau di tanah Jawa
Meniti pagi di lereng gunung
Mendulang senja di kaki gunung
Menyisir malam di pelukan lentera
Mentari masih malu
Gemawan belun bangun
Namun gunung Merapi dan kawan-kawan telah menyambutku
Dengan secawan kabut tipis dari timur
Kubutakan suara hati
Kubungkam mulut
Demi netra yang tengah memandang
Lukisan alam dalam setangkup masa
Kuhibahkan lencana jiwa
Pada Yang Maha Kuasa
Pada setiap derap masa
Yang berdansa di batas cakrawala
Tanpa lara, tanpa gulana
Kuhabiskan pagi terakhirku di Kota Tembʌkau
Dengan selinting tembʌkau Lamsi Lamuk
Menggulung dan memasukkan kenangan ke dalam tas
Kembali menyapu aspal jalanan
Menuju barat
Bandung, aku datang
Tunggu aku
Temanggung, 3 Januari 2017.
Karya: Satria Panji Elfalah
Kota Tembʌkau
Fajar mengajakku bersajak
Langit mengajakku bersemadi
Bersama embun yang meniti
Lumbung emas hijau di tanah Jawa
Meniti pagi di lereng gunung
Mendulang senja di kaki gunung
Menyisir malam di pelukan lentera
Mentari masih malu
Gemawan belun bangun
Namun gunung Merapi dan kawan-kawan telah menyambutku
Dengan secawan kabut tipis dari timur
Kubutakan suara hati
Kubungkam mulut
Demi netra yang tengah memandang
Lukisan alam dalam setangkup masa
Kuhibahkan lencana jiwa
Pada Yang Maha Kuasa
Pada setiap derap masa
Yang berdansa di batas cakrawala
Tanpa lara, tanpa gulana
Kuhabiskan pagi terakhirku di Kota Tembʌkau
Dengan selinting tembʌkau Lamsi Lamuk
Menggulung dan memasukkan kenangan ke dalam tas
Kembali menyapu aspal jalanan
Menuju barat
Bandung, aku datang
Tunggu aku
Temanggung, 3 Januari 2017.