Puisi Selindung Harap, Oleh Srie Astuty Asdi
PUISI SELINDUNG HARAP
Karya : Srie Astuty Asdi
Nyanyian senja telah renta. Tangis langit pecah mengusir teja. Seketika gemuruh luruh di dadaku. Engkaulah hujan, Kekasih! Kutadah jatuhmu di Desember yang binar.
Semula angin berbisik tentang rintik. Satu-satu gerimis berbicara tentang kisah kasih terbetik. Merinai di helai daun-daun rindu berpucuk. Sepoilah engkau, Kekasih! Mengantarku pada mendung bersenandung.
Serupa denting lirih melambai. Datanglah engkau mengucap selamat tinggal kemarau kemarin. Selayang titik-titik bening. Gemulai berkidung tahniah dalam menanti Januari biru yang basah.
Makassar, 26 Desember 2017
Karya : Srie Astuty Asdi
Nyanyian senja telah renta. Tangis langit pecah mengusir teja. Seketika gemuruh luruh di dadaku. Engkaulah hujan, Kekasih! Kutadah jatuhmu di Desember yang binar.
Semula angin berbisik tentang rintik. Satu-satu gerimis berbicara tentang kisah kasih terbetik. Merinai di helai daun-daun rindu berpucuk. Sepoilah engkau, Kekasih! Mengantarku pada mendung bersenandung.
Serupa denting lirih melambai. Datanglah engkau mengucap selamat tinggal kemarau kemarin. Selayang titik-titik bening. Gemulai berkidung tahniah dalam menanti Januari biru yang basah.
Makassar, 26 Desember 2017