Puisi Panggung Politik, Oleh Bagus Satriyo
PUISI PANGGUNG POLITIK
Oleh : Bagus Satriyo Taper Lovererna
Seperti drama dalam panggung nyata
Kau nyanyikan dusta
Kau perankan hidup dengan sangat indah
Rias kebenaran hampir terlihat sama
Sungguh kau menghayati peranmu
Seolah kau bela rakyat dengan keras suara dan menggebu
Kau tangiskan duka simiskin dengan teramat sendu
Sungguh terperdaya mata tertujuh
Dibelakang meja kau tertawa riang
Menghitung upah dari karcis yang terjual
Malam telah menutup sementara panggungmu yang kumal
Hingga esok kau lakonkan lagi kisah bak pejuang
Aku hanya tertawa
Dan sederet diantaraku jg tertawa
Memandang drama politik yang kau bawah
Drama yang sama seperti yang dilakonkan dipanggung sebelah
Esok kau kembali berlaga
Dengan jurus dan cerita yang sama
Hanya kau mengganti rias dan jubah
Tapi rakyat sudah terlanjur jemu menyaksikannya
Panggungmu kini sepi
Tak satupun datang menghampiri
Hanya tikus dan binatang melata yang mengisi
Sederet bangku kosong dalam panggung mimpi
Habis sudah peranmu
Mungkin esok kau menjadi badut dalam panggungmu
Dan semua rakyat kembali menyaksikanmu
Denga tawa dan hinaan untukmu....
Inilah sekarang panggungmu
Nampak berdebu dan kumuh
Panggung yang dulu pernah membesarkanmu
Dan sekarang juga meruntuhkanmu
Oleh : Bagus Satriyo Taper Lovererna
Seperti drama dalam panggung nyata
Kau nyanyikan dusta
Kau perankan hidup dengan sangat indah
Rias kebenaran hampir terlihat sama
Sungguh kau menghayati peranmu
Seolah kau bela rakyat dengan keras suara dan menggebu
Kau tangiskan duka simiskin dengan teramat sendu
Sungguh terperdaya mata tertujuh
Dibelakang meja kau tertawa riang
Menghitung upah dari karcis yang terjual
Malam telah menutup sementara panggungmu yang kumal
Hingga esok kau lakonkan lagi kisah bak pejuang
Aku hanya tertawa
Dan sederet diantaraku jg tertawa
Memandang drama politik yang kau bawah
Drama yang sama seperti yang dilakonkan dipanggung sebelah
Esok kau kembali berlaga
Dengan jurus dan cerita yang sama
Hanya kau mengganti rias dan jubah
Tapi rakyat sudah terlanjur jemu menyaksikannya
Panggungmu kini sepi
Tak satupun datang menghampiri
Hanya tikus dan binatang melata yang mengisi
Sederet bangku kosong dalam panggung mimpi
Habis sudah peranmu
Mungkin esok kau menjadi badut dalam panggungmu
Dan semua rakyat kembali menyaksikanmu
Denga tawa dan hinaan untukmu....
Inilah sekarang panggungmu
Nampak berdebu dan kumuh
Panggung yang dulu pernah membesarkanmu
Dan sekarang juga meruntuhkanmu