Puisi Mentari Yang Pulas, Oleh Srie Astuty Asdi
PUISI MENTARI YANG PULAS
Karya : Srie Astuty Asdi
Mentari enggan berpulang pada pagi. Mimpinya berlabuh jauh dalam gelombang awan. Istana langit senyap. Kabut lesap disaput mega. Angin pun basah terlebur embun.
Dingin! Sedingin memori saat berpayung di bawah hujan. Ranting-ranting rapuh oleh lembap. Daun-daun telungkup meningkap gigil. Engkau, mentari yang pulas dirajam mendung!
Menderaslah rindu dipersunting sunyi. Kerap bersanggama dengan redupnya yang elegi. Engkau, Matahariku! Gerangan entah berulang terbit di mataku?
Dalam benak memeluk, seluruhku menanti. Hingga gemawan berhijab senja. Dan langit di layung petang mulai menyulam pernak-pernik malam. Aku setia merindu, meski jantungku dikekang rembulan.
Makassar, 29 Desember 2017
Karya : Srie Astuty Asdi
Mentari enggan berpulang pada pagi. Mimpinya berlabuh jauh dalam gelombang awan. Istana langit senyap. Kabut lesap disaput mega. Angin pun basah terlebur embun.
Dingin! Sedingin memori saat berpayung di bawah hujan. Ranting-ranting rapuh oleh lembap. Daun-daun telungkup meningkap gigil. Engkau, mentari yang pulas dirajam mendung!
Menderaslah rindu dipersunting sunyi. Kerap bersanggama dengan redupnya yang elegi. Engkau, Matahariku! Gerangan entah berulang terbit di mataku?
Dalam benak memeluk, seluruhku menanti. Hingga gemawan berhijab senja. Dan langit di layung petang mulai menyulam pernak-pernik malam. Aku setia merindu, meski jantungku dikekang rembulan.
Makassar, 29 Desember 2017