Puisi Melayat Intropeksi, Oleh Abduh Baba Ainun
PUISI MELAYAT INTROSPEKSI
Oleh: Abduh Baba Ainun
Ramai sambangi kematian
Tersadar mengebiri keegoan
Di bawah pohon melati putih
Bercampur haru senyum pasih
Kisah diam memainkan ironi paling bijak
Lahir cerita pengulangan
Silaturahmi terajut lalu mengenang
Menghitung jarak tak terhingga
Masihkah sempat mengenal diri
Masih berteduh pada melati putih
Terdengar isak tertahan di dada
Duka, cukuplah sedarah yang rasakan
Kami hanyalah etika emosional
Kembali berjeda
Semilir angin bercampur debu
Melupa atau memang terlupakan
Anekdot-anekdot fana mengaburkan
Lupa, hilang, sirna
Wangi kasturi ingin kembali seperti kelahirannya
Luwuk,18122017
Oleh: Abduh Baba Ainun
Ramai sambangi kematian
Tersadar mengebiri keegoan
Di bawah pohon melati putih
Bercampur haru senyum pasih
Kisah diam memainkan ironi paling bijak
Lahir cerita pengulangan
Silaturahmi terajut lalu mengenang
Menghitung jarak tak terhingga
Masihkah sempat mengenal diri
Masih berteduh pada melati putih
Terdengar isak tertahan di dada
Duka, cukuplah sedarah yang rasakan
Kami hanyalah etika emosional
Kembali berjeda
Semilir angin bercampur debu
Melupa atau memang terlupakan
Anekdot-anekdot fana mengaburkan
Lupa, hilang, sirna
Wangi kasturi ingin kembali seperti kelahirannya
Luwuk,18122017