Puisi L0nteku - Oleh Fredi FA
Berikut ini adalah puisi l0nteku. Bagaimana kata kata puisi dan cerita puisi dalam bait puisi yang dipublikasikan berkaspuisi.com untuk lebih jelasnya cerita puisi yang dipublikasikan ini, disimak saja dibawah ini agar mengert maksud dan makna puisinya.
Bahkan untuk berjanji hingga esok mentari terbangun pun, aku tak berani
Tapi berkenankah dikau menjadi Sintaku malam ini?!
Sebab kan kubuktikan aku adalah Ramamu di krenyit rʌnjang yang berdesah dosa
Sebab aku bukanlah politikus, yang lacur mengendus
L0nteku, maafkan daku
Bahkan untuk sekedar membuatmu nyaman pun tak berani kusabungkan rinduku
Tapi menjadi tualah bersamaku hingga nanti
Kidung semalam ini kan berpuisi
Sebab daku bukanlah penguasa yang doyan menidʋri rindu dalam tari, lelah rakyatnya
Yang gemuruh bertanya tentang cinta buta
L0nteku, terima kasih
Karnamu baru mengerti
Tentang arti malam, yang begitu hitamnya
Atau arsir yang begitu lukanya
Hingga esok yang sempat kutakuti disilaunya
Kan kupijak dan kujemput dalam iramamu
Semalam tadi
Adalah raut wajah senyummu yang jelita
Pada warna sesungguhnya
Saat gincu yang sempat nempel dibibirmu pun
Kulʋmat bersama rasa
Sama-sama, kembali ketiada
Larut dalam sengal keringat yang aromanya
Menyengat membakar ruang
Ruang kita
Milik kita, berdua ...
Fredi FA
Pekalongan, 230117
PUISI L0NTEKUOleh: Fredi FA
L0nteku, maafkan dakuBahkan untuk berjanji hingga esok mentari terbangun pun, aku tak berani
Tapi berkenankah dikau menjadi Sintaku malam ini?!
Sebab kan kubuktikan aku adalah Ramamu di krenyit rʌnjang yang berdesah dosa
Sebab aku bukanlah politikus, yang lacur mengendus
L0nteku, maafkan daku
Bahkan untuk sekedar membuatmu nyaman pun tak berani kusabungkan rinduku
Tapi menjadi tualah bersamaku hingga nanti
Kidung semalam ini kan berpuisi
Sebab daku bukanlah penguasa yang doyan menidʋri rindu dalam tari, lelah rakyatnya
Yang gemuruh bertanya tentang cinta buta
L0nteku, terima kasih
Karnamu baru mengerti
Tentang arti malam, yang begitu hitamnya
Atau arsir yang begitu lukanya
Hingga esok yang sempat kutakuti disilaunya
Kan kupijak dan kujemput dalam iramamu
Semalam tadi
Adalah raut wajah senyummu yang jelita
Pada warna sesungguhnya
Saat gincu yang sempat nempel dibibirmu pun
Kulʋmat bersama rasa
Sama-sama, kembali ketiada
Larut dalam sengal keringat yang aromanya
Menyengat membakar ruang
Ruang kita
Milik kita, berdua ...
Fredi FA
Pekalongan, 230117