Puisi Kecewa, Karam - Oleh Satria Panji Elfalah
PUISI KARAM
Karya: Satria Panji Elfalah
Delapan tahun telah berlalu
Sejak kau angkat sauh
Dari dermaga senja yang kuuntai bersama sisa pelangi
Hitam menjerang, mengikat nadi
Jermal-jermal kuyu
Berkisah pada rembulan
Bahteramu menjauh
Tiada hiraukan camar-camar yang kuutus untuk menjemputmu
Debur ombak menghanyutkan air mataku
Di pelupuk cakrawala ia larut
Bersama noktah-noktah kerdil harapan
Yang pernah kita untai di atas birunya langit
Gemintang enggan bersenandung
Gemawan legam menjabarkan perjalananmu
Tiap detik, kau kian jauh
Jauh, sejauh mata menelisik
Kisah demi kisah berguguran
Impian kita yang kau semai di antara karang
Janji kita yang kau tuang di antara desir angin laut
Karam di pangkuan
Detik demi detik meniti hari
Kau tetap takkan memutar haluan
Buritanmu tetap memunggungiku
Tujuh samudera jaraknya
Malam kian larut
Kutemukan diriku dalam kediaman
Pasir pantai memasung kakiku dari keberangkatan
Entah apa yang kunanti, kau takkan mungkin kembali
Karya: Satria Panji Elfalah
Delapan tahun telah berlalu
Sejak kau angkat sauh
Dari dermaga senja yang kuuntai bersama sisa pelangi
Hitam menjerang, mengikat nadi
Jermal-jermal kuyu
Berkisah pada rembulan
Bahteramu menjauh
Tiada hiraukan camar-camar yang kuutus untuk menjemputmu
Debur ombak menghanyutkan air mataku
Di pelupuk cakrawala ia larut
Bersama noktah-noktah kerdil harapan
Yang pernah kita untai di atas birunya langit
Gemintang enggan bersenandung
Gemawan legam menjabarkan perjalananmu
Tiap detik, kau kian jauh
Jauh, sejauh mata menelisik
Kisah demi kisah berguguran
Impian kita yang kau semai di antara karang
Janji kita yang kau tuang di antara desir angin laut
Karam di pangkuan
Detik demi detik meniti hari
Kau tetap takkan memutar haluan
Buritanmu tetap memunggungiku
Tujuh samudera jaraknya
Malam kian larut
Kutemukan diriku dalam kediaman
Pasir pantai memasung kakiku dari keberangkatan
Entah apa yang kunanti, kau takkan mungkin kembali