Puisi Hujan Sisakan Cerita. Oleh Wiwin Kuswinar
PUISI HUJAN SISAKAN CERITA
Karya: Wiwin Kuswinar
Hujan sisakan cerita tentang sepasang mata sendu saat senja menjemput.
Kening menjadi kenangan sebuah kecupan manis di Bulan Februari, hadirkan kasih sayang yang enggan lepas.
Saat helaan napas menarik dalam, namamu masih mengukir lalu sebait kata bersarang di syair yang selalu menjanjikan bahwa dunia akan menjadi milik kita.
Saat rindu berhama hati tak mampu bersuara, hanya diwakilkan pada mata yang meneteskan air gundah gulana.
Dalam ruang gegana resah tak bertabir, meski sulaman Cinta selalu bertasbih.
Hatiku terlalu luka untuk mengorek sebuah kalimat janji yang tak selalu dipenuhi.
Luluh dalam memori baru yang mengharu di deru yang ragu.
Harus kah aku terbang atau menunda sayap yang tergopoh-gopoh.
Kutundukan wajah menemani denyut jantung yang selalu kaugantung.
Dalam termenung aku bertanya, kenapa? Kisah bahagia belum menjemput!
Atau aku harus selalu berteman dinding yang bersaksi tentang rindu yang di kemas.
Langit menatap berkaca-kaca menyimpan cerita di tubuh awan. Tentang kita yang dipertemukan dalam tangisan.
Sumedang, 14 Februari 2018
Karya: Wiwin Kuswinar
Hujan sisakan cerita tentang sepasang mata sendu saat senja menjemput.
Kening menjadi kenangan sebuah kecupan manis di Bulan Februari, hadirkan kasih sayang yang enggan lepas.
Saat helaan napas menarik dalam, namamu masih mengukir lalu sebait kata bersarang di syair yang selalu menjanjikan bahwa dunia akan menjadi milik kita.
Saat rindu berhama hati tak mampu bersuara, hanya diwakilkan pada mata yang meneteskan air gundah gulana.
Dalam ruang gegana resah tak bertabir, meski sulaman Cinta selalu bertasbih.
Hatiku terlalu luka untuk mengorek sebuah kalimat janji yang tak selalu dipenuhi.
Luluh dalam memori baru yang mengharu di deru yang ragu.
Harus kah aku terbang atau menunda sayap yang tergopoh-gopoh.
Kutundukan wajah menemani denyut jantung yang selalu kaugantung.
Dalam termenung aku bertanya, kenapa? Kisah bahagia belum menjemput!
Atau aku harus selalu berteman dinding yang bersaksi tentang rindu yang di kemas.
Langit menatap berkaca-kaca menyimpan cerita di tubuh awan. Tentang kita yang dipertemukan dalam tangisan.
Sumedang, 14 Februari 2018