Puisi Gerimis Yang Menggiris
PUISI GERIMIS YANG MENGIRIS
Oleh: Mheeff
Rindu yang pernah tercecapi, di mana dua hati saling mengulum rekah memerah, pagutkan hasrat menuju puncak. Puncak asmara dalam pacuan gelora nan bergelora. Gairah yang kuat membuncah bersama sensasi indah.
Dua hati menyatu di altar biru, memburu kemesraan, mengerang hingga menggelinjang, nurani terasa terbang melayang melampaui puncak yang diingini. Terbang bebas menembus nirwana bertabur bebunga warna-warni.
Hingga ... dua jiwa terkulai dalam satu dekapan, terlena dibuai hangat nan menenangkan.
Namun ...
Keindahan itu tengah terhenti di perjalanan, seperti hilang terjajah keheningan. dan entah ... akankah ia terus menuntun dua hati menuju nyata sebuah kehangatan, atau tetap jadikan kemesraan sebatas rindu tanpa dekapan. Entahlah ...
Seakan tanpa petunjuk, masih saja ambigu berkuasa paksa nurani terus terduduk, di keheningan.
Dan gerimis walau bernada romantis namun begitu mengiris, saat ini ....
Oleh: Mheeff
Rindu yang pernah tercecapi, di mana dua hati saling mengulum rekah memerah, pagutkan hasrat menuju puncak. Puncak asmara dalam pacuan gelora nan bergelora. Gairah yang kuat membuncah bersama sensasi indah.
Dua hati menyatu di altar biru, memburu kemesraan, mengerang hingga menggelinjang, nurani terasa terbang melayang melampaui puncak yang diingini. Terbang bebas menembus nirwana bertabur bebunga warna-warni.
Hingga ... dua jiwa terkulai dalam satu dekapan, terlena dibuai hangat nan menenangkan.
Namun ...
Keindahan itu tengah terhenti di perjalanan, seperti hilang terjajah keheningan. dan entah ... akankah ia terus menuntun dua hati menuju nyata sebuah kehangatan, atau tetap jadikan kemesraan sebatas rindu tanpa dekapan. Entahlah ...
Seakan tanpa petunjuk, masih saja ambigu berkuasa paksa nurani terus terduduk, di keheningan.
Dan gerimis walau bernada romantis namun begitu mengiris, saat ini ....