Puisi Kehidupan | Ambisi Kehidupan - Oleh Bagus Satriyo
Puisi kehidupan Islami dengan judul puisi ambisi kehidupan yang di tulis oleh Bagus Satriyo Taper Loverna, bagaimana kata islami atau kata religi dalam puisi kehidupan, tersebut, untuk lebih jelasnya disimak saja beriku puisi ambisi kehidupan.
PUISI AMBISI KEHIDUPAN
Jiwaku seolah meronta merobek sepi
Terberai emosi dalam pencarian diri
Aku mencari gemuruh halilintar
Agar gemuruhnya menggugah jiwa yang terkapar
Aku seolah mencari bintang ditengah siang
Kuterjangkan lautan kusibak gelombang
Namun hatiku kian bercumbu pada bimbang
Seolah harapan tergantung tinggi dalam pandangan
YA ALLAH...
Apa yang terjadi pada jiwaku
Ratapan piluku menangiskan duniamu
Meski kutahu engkau hidangkan buana dalam semu
Tak kupungkiri ambisiku mengharap itu
YA ALLAH...
Telʌnjangilah akalku akan dunia
Biar kusadari hanya dirimu tujuan semestinya
Cambuklah aku dengan segala duka
Agar ku tahu makna syukur menerima
Jiwa dan inginku kini tak lagi harmonis
Terkontaminasi nʌfsu yang kian bengis
Ahlakku kini tak bersinar indah
Sejenak jauh meninggalkanmu disana
Tampar ragaku saat kulupa
Dengan sejuta belenggu yang tersemat raga
Caci diriku dengan azab duka
Agar ku kembali kejalan agama
YA ALLAH...
Aku adalah hamba tempat sejuta salah
Aku adalah hamba yang sering bercumbu dosa
Maafkan atas khilaf yang tersirat raga
Harapku kau memanggilku dalam khusnul khotimah
PUISI AMBISI KEHIDUPAN
Karya : Bagus Satriyo Taper Lovererna
Jiwaku seolah meronta merobek sepiTerberai emosi dalam pencarian diri
Aku mencari gemuruh halilintar
Agar gemuruhnya menggugah jiwa yang terkapar
Aku seolah mencari bintang ditengah siang
Kuterjangkan lautan kusibak gelombang
Namun hatiku kian bercumbu pada bimbang
Seolah harapan tergantung tinggi dalam pandangan
YA ALLAH...
Apa yang terjadi pada jiwaku
Ratapan piluku menangiskan duniamu
Meski kutahu engkau hidangkan buana dalam semu
Tak kupungkiri ambisiku mengharap itu
YA ALLAH...
Telʌnjangilah akalku akan dunia
Biar kusadari hanya dirimu tujuan semestinya
Cambuklah aku dengan segala duka
Agar ku tahu makna syukur menerima
Jiwa dan inginku kini tak lagi harmonis
Terkontaminasi nʌfsu yang kian bengis
Ahlakku kini tak bersinar indah
Sejenak jauh meninggalkanmu disana
Tampar ragaku saat kulupa
Dengan sejuta belenggu yang tersemat raga
Caci diriku dengan azab duka
Agar ku kembali kejalan agama
YA ALLAH...
Aku adalah hamba tempat sejuta salah
Aku adalah hamba yang sering bercumbu dosa
Maafkan atas khilaf yang tersirat raga
Harapku kau memanggilku dalam khusnul khotimah